Duhai anak kiambang,
rinduku melayang dibatang siang
berlarikkan sunyi segaris petang
ditanah seberang
ketika janji kita tautkan dicincin terpasang
kita senang
Duhai ibu hati,
jalan kupilih mendaki bahkan penuh duri
tak tega hati menonton jerit para kurcaci
kerja rodi dinegeri sendiri
demi sesuap nasi
agar negeri ini tetap berpenghuni
Duhai para hulubalang,
kenapa hatimu masih berlubang
kepadamu kuserahkan pedang untuk maju perang
mengapa jalan rakyat kau hadang
setega itu menghianati sumpah pejuang
mencuci tangan menggeleng lalu menghilang
Pondok Bambu Istanaku, Minggu, 20/04/2014 = 08:48 Wib
jalan kupilih mendaki bahkan penuh duri
tak tega hati menonton jerit para kurcaci
kerja rodi dinegeri sendiri
demi sesuap nasi
agar negeri ini tetap berpenghuni
Duhai para hulubalang,
kenapa hatimu masih berlubang
kepadamu kuserahkan pedang untuk maju perang
mengapa jalan rakyat kau hadang
setega itu menghianati sumpah pejuang
mencuci tangan menggeleng lalu menghilang
Pondok Bambu Istanaku, Minggu, 20/04/2014 = 08:48 Wib
No comments:
Post a Comment