Belakangan ini,
mataku hampir tak pernah terpicing,
meski berkali kali menguapkan kantuk tak tertahankan,
ketakutanku pada mimpi buruk terus mengisi kamar duka hatiku,
bahkan aku telah memvonis diriku sakit jiwa,
dari kumpulan anak rantau terpenjara cita-cita
dinegeri yang dimerdekakan poyangku.
Dari kumpulan kecewa dan kegetiran hati ,
lahirkan ketidakpercayaan permanen pada tetangga, saudara
apalagi sang wakil rakyat yang semakin jumawa,
mengaku mewakiliku padahal menumbalkan aku,
setelah puas mengisap darah segar anak negeri ini,
ia terkekeh menjilati kata-katanya sendiri.
Ya kita memang akan terus berjalan
tapi tak lagi mengikuti aba-aba sizolim lagi,
lebih baik merangkak tapi terus bergerak ,
ketimbang dininabobokkan angkara murka.
Pondok Bambu Istanaku, Sabtu, 19/04/2014 = 16:06 Wib
lahirkan ketidakpercayaan permanen pada tetangga, saudara
apalagi sang wakil rakyat yang semakin jumawa,
mengaku mewakiliku padahal menumbalkan aku,
setelah puas mengisap darah segar anak negeri ini,
ia terkekeh menjilati kata-katanya sendiri.
Ya kita memang akan terus berjalan
tapi tak lagi mengikuti aba-aba sizolim lagi,
lebih baik merangkak tapi terus bergerak ,
ketimbang dininabobokkan angkara murka.
Pondok Bambu Istanaku, Sabtu, 19/04/2014 = 16:06 Wib
No comments:
Post a Comment