Tentang pertemuan,
kita berjumpa setelah kau makan buah larangan,
terjebak diarus pergaulan pesonamu layu,
disisi lain kebutuhan memaksa diri,
dengan canggung kau penuhi juga undangan itu,
merentas malu menjemput jelaga,
kini kau telah kehilangan segalanya
Saat pertama bersua beku wajahmu tersipu,
kau berani beranikan membuka kata,
tak satu pun punya magna, penuh sandiwara
kupunguti kutata satu demi satu jiwamu nan cerai berai
kukembalikan percaya dirimu,
tetaplah jadi mawar meski dalam jambangan
Seiring waktu sayapmu bertumbuh penuh,
sayangnya kau terbang cuma mengikuti ajakan naluri,
menggadaikan harga diri tidak pada tempatnya lagi
maafkan aku tak sanggub mengikuti jejakmu
Pondok Bambu Istanaku, Kamis, 01/05/2014=08:20 Wib
kau berani beranikan membuka kata,
tak satu pun punya magna, penuh sandiwara
kupunguti kutata satu demi satu jiwamu nan cerai berai
kukembalikan percaya dirimu,
tetaplah jadi mawar meski dalam jambangan
Seiring waktu sayapmu bertumbuh penuh,
sayangnya kau terbang cuma mengikuti ajakan naluri,
menggadaikan harga diri tidak pada tempatnya lagi
maafkan aku tak sanggub mengikuti jejakmu
Pondok Bambu Istanaku, Kamis, 01/05/2014=08:20 Wib
No comments:
Post a Comment