Kau rancang gelisah diujung senyum palsumu,
berbagai daftar kebutuhan turut pula tersaji,
dengan suara setengah tak berdaya kau menghiba
layaknya sudah tak bisa apa-apa,
sempurna, sandiwaramu watak tak cela
luar biasa , kau perankan insan sejinak burung gereja
Pahitnya kenyataan hidup menyeret langkahmu berujung keliru,
tiap insan kau pandang sama, siapapun dia
bibit dusta telah merimba ditiap inci hatimu,
bahkan mengalir keseluruh tubuh legamkan raga
senaif itukah kita hadapi permainan dunia
rasanya masih ada insan berhati mulya patut dipercaya
Pada catatan perjalananku menyusuri rimba malam
tak pernah kumau terseret kelembah tipu daya bersandiwara
meski yang kutemukan jiwa culas tipu tipu munafik pula
Belantara Batavia, Selasa , 06/05/2014=18:18 Wib
tiap insan kau pandang sama, siapapun dia
bibit dusta telah merimba ditiap inci hatimu,
bahkan mengalir keseluruh tubuh legamkan raga
senaif itukah kita hadapi permainan dunia
rasanya masih ada insan berhati mulya patut dipercaya
Pada catatan perjalananku menyusuri rimba malam
tak pernah kumau terseret kelembah tipu daya bersandiwara
meski yang kutemukan jiwa culas tipu tipu munafik pula
Belantara Batavia, Selasa , 06/05/2014=18:18 Wib
No comments:
Post a Comment