Seringkali aku cuma bisa tegak berdiri,
menatap dengan mata kosong
jalan penuh duri, dibelakangku
Kukumpulkan lembaran ketidakpercayaan yang tececer,
mencocokkannya satu sama lain, serupa puzzel
patahan kehidupan ukiran kenyataan sejujurnya
Henti pada titik waktu,
setengah sadar kumulai dengan ragu
melengkapi ritme lagu terbengkalai seturut bisikan kalbu
tetap tak mampu kueja peruntungan
jangankan selengkap kamus, esok saja aku tak tau
ampunkan kekufuran dan kedangkalan logikaku Tuhan
sebutir debu yang ingin menyangga gunung
Pondok Bambu Istanaku,Sabtu,12/04/2014 = 21:41 Wib
mencocokkannya satu sama lain, serupa puzzel
patahan kehidupan ukiran kenyataan sejujurnya
Henti pada titik waktu,
setengah sadar kumulai dengan ragu
melengkapi ritme lagu terbengkalai seturut bisikan kalbu
tetap tak mampu kueja peruntungan
jangankan selengkap kamus, esok saja aku tak tau
ampunkan kekufuran dan kedangkalan logikaku Tuhan
sebutir debu yang ingin menyangga gunung
Pondok Bambu Istanaku,Sabtu,12/04/2014 = 21:41 Wib
No comments:
Post a Comment