Berkaca diperjalanan hidup senyatanya,
menyadarkan diri tentang hitam putih wajah rupa,
compang camping nyali ,
bahkan serupa perca harga diri,
terkikis rasa malu menipislah hati nurani
melahirkan isme mendewakan dunia fana
duhai apalah jadinya
Berkaca dicermin hidup insan sebelumnya,
mahfumkan diri tak ada jiwa yang berdaya,
bahkan semua telah dipasung gemerlap dunia,
terpenjara diangan-angan dan diujung jurang egonya
buru-buru kusapu wajahku penuh bercak
duhai apalah jadinya
Dalam gentar penuh rasa malu gemetar jiwaku
sujud tunduk diujung kerendahan hati MU
pasrah berserah mengharapkan cuma belas kasih MU
layakkan jiwaku menjadi warga Syurga MU
Pondok Bambu Istanaku, Sabtu, 26/04/2014 = 15:35 Wib
mahfumkan diri tak ada jiwa yang berdaya,
bahkan semua telah dipasung gemerlap dunia,
terpenjara diangan-angan dan diujung jurang egonya
buru-buru kusapu wajahku penuh bercak
duhai apalah jadinya
Dalam gentar penuh rasa malu gemetar jiwaku
sujud tunduk diujung kerendahan hati MU
pasrah berserah mengharapkan cuma belas kasih MU
layakkan jiwaku menjadi warga Syurga MU
Pondok Bambu Istanaku, Sabtu, 26/04/2014 = 15:35 Wib
No comments:
Post a Comment