Saat bimbang kronis
arifkah berbagi nestapa
bijakkah di peti eskan saja
jujur seringkali diam diam ku beringsut lesap
membangun rumah sunyi sepi lalu berdiam diri disana
menangis sejadi jadinya tanpa suara tanpa air mata
Sering juga kupaparkan garis jiwa nyata seadanya
entah apa reaksi spontan saat hantaran terhidang
benang kusut didada sedikit lega ketika kalimat jadi mantera
cuma itu kubisa selebihnya kuletakkan dibawah Salib Isa Almasih
seturut firmanNYA ; kudatang berbeban berat letih lesu penuh luka
Wajah jiwa pemulung kata memilih dialog diruang sukma
tak hendak lari dari fakta tapi duluan menunggu dipenghujung hakikat
Pondok Bambu Istanaku, Kamis, 10/07/2014 =17:47 Wib
entah apa reaksi spontan saat hantaran terhidang
benang kusut didada sedikit lega ketika kalimat jadi mantera
cuma itu kubisa selebihnya kuletakkan dibawah Salib Isa Almasih
seturut firmanNYA ; kudatang berbeban berat letih lesu penuh luka
Wajah jiwa pemulung kata memilih dialog diruang sukma
tak hendak lari dari fakta tapi duluan menunggu dipenghujung hakikat
Pondok Bambu Istanaku, Kamis, 10/07/2014 =17:47 Wib
No comments:
Post a Comment