( Kudedikasikan buat sahabatku Encun Binty Mardany di Batam, Riau )
Langit jiwaku kelam
runtuh gaduh hati penuh peluh
bumi kupijak retak sanubari luluh lantak
bahteraku gemeretak layar terkoyak
prahara kau reka hanguskan segala logika aku terbakar disana
sepihak kutanggungkan nestapa tiada tara
Harus bagaimana lagi kueja sengketa rasa
kau tikam belati tepat diulu jiwa aku tak berdaya
prahara tak berjawab pelik serupa memakan buah simalakama
khianatmu kebohonganmu hancurkan semua angan angan disukma
Duhai Sang Maha Cinta Hakim Agung Asmaraku luka tercela
mampukan aku, tunjuki jalan kutempuh arah bahtera kukayuh
Pondok Bambu Istanaku, Selasa, 12/08/2014 = 22:22 Wib
kau tikam belati tepat diulu jiwa aku tak berdaya
prahara tak berjawab pelik serupa memakan buah simalakama
khianatmu kebohonganmu hancurkan semua angan angan disukma
Duhai Sang Maha Cinta Hakim Agung Asmaraku luka tercela
mampukan aku, tunjuki jalan kutempuh arah bahtera kukayuh
Pondok Bambu Istanaku, Selasa, 12/08/2014 = 22:22 Wib
No comments:
Post a Comment