Secermat itu kau anyam tutur kata
aku telah tergadai diujung harapan hampa
sebab kukira irama meluncur seturut nada
padahal disana sini kau cantumkan tanda baca pun tanda tanya
aku tak pernah curiga pada sketsa kuanggab pesona
kau menyelinap setelah menikung di basa basi semata
Jujur aku tidak cermat mengeja rangkaian kata
simpati mendahului jejak logikaku
begitu saja kutitipkan segalanya tak bersisa
dalam diam meronta hatiku beku menahan pilu
Sajak ini serat jiwa lara serupa luka disiram cuka
kutitipkan ditiang senja semoga sempat kau baca
Pondok Bambu Istanaku, Minggu, 05/10/2014 = 19:19 Wib
No comments:
Post a Comment