Aku kehilangan nyali menyapamu diterang siang
sebab nyata busana kita bercorak beda
meski sejujurnya aku merindu diujung pilu
mengenangkan nostalgia dicandi baru
barangkali catatan silam itu cuma milikku semata
biar kusimpan didasar hati hingga kini tak hendak lekang
Begitulah kawan terlalu banyak telah berubah
bukan cuma kata menyekat jiwa tapi juga rasa
entah bagaimana kututurkan kristal kecewaku agar wajar
hingga kuanyam sajak ini tetap sungsang bahasanya
Jika dulu bersusun tindih aral melintang membuatku terlentang
kini kujadikan penjalin meniti kalbu menuju titik berserah pasrah
Pondok Bambu Istanaku, Minggu, 05/10/2014 = 18:18 Wib
No comments:
Post a Comment