Tak kupungkiri kata hati suara jujur relung jiwa,
semua hormat salut tertata disana,
bahkan dipojok tiap sketsa kutulis prosa,
prasasti sang penyejuk
Sejujurnya murkaku gusar karena rasa,
tak ingin kehilangan asa
Apapun adanya meski tersurat sarkasme penuh bara,
tersirat niat putih,
pada bentangan waktu selanjutnya sisakan samudra maafmu untukku,
musyafir pengelana dunia maya,
akan kutabung tabahmu jadi bekal perjalanan kalbu
Pondok Bambu Istanaku, Sabtu, 22/03/2014=09:09 Wib
No comments:
Post a Comment